Fermentasi kopi-Banyak metode pasca panen digunakan oleh petani atau binatu. Eksperimen dilakukan untuk memperkaya cita rasa kopi olahan. Seperti di Kosta Rika yang dikenal sebagai inovator dalam pengolahan kopi. Melalui fermentasi misalnya.
Mendengar kata fermentasi, kesan yang tersisa adalah cara pengolahan wine . Ya, proses ini tidak membutuhkan oksigen saat diolah agar menghasilkan rasa asam yang lebih kuat. Seperti ketika sobat memfermentasi singkong, yang dibiarkan berhari-hari tanpa oksigen.
Bagaimana dengan rasanya? Asam dan manis? khususnya akan lebih halus dan memiliki gas di dalamnya. Singkong yang difermentasi dikenal sebagai tape atau peyem.
Tidak jauh berbeda dengan fermentasi kopi. Dalam proses ini, biji kopi dipetik, dipilih, dan dicuci. Kemudian taruh dalam wadah stainless steel dan tutup rapat agar tidak ada udara (oksigen) yang masuk. Fermentasi kopi dilakukan dengan menggunakan air dan mikroorganisme pada biji kopi.
Proses Fermentasi Kopi
Proses fermentasi memecah kulit dengan biji kopi. Waktu yang dibutuhkan selama proses fermentasi kurang lebih 18 hingga 24 jam. Sedangkan pengeringan membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 4 hari sebelum dipindahkan ke “African Drying Bed” yang akan dibiarkan istirahat selama 18 sampai 20 hari. Ya, cukup lama rasanya bisa seduh kopi seperti ini.
Ada yang mengatakan proses ini adalah proses biokimia yang relatif kompleks. Bagaimana bisa? Fermentasi kopi melibatkan beberapa proses kimiawi.
Seperti dilaporkan di situs web Barista Hustle, proses kimia yang terlibat meliputi; Hidrolisis (penambahan air), asidogenesis (konversi gula dan asam lemak menjadi alkohol), pembentukan asetat (untuk menghasilkan gas hidrogen dan karbon dioksida), dan pembentukan metana (pembentukan gas oleh mikroba).
Proses aksi kimiawi yang terjadi menyebabkan perbedaan kadar pH, suhu, tekanan, dan kadar gula. Diperlukan pencucian biji kopi yang cermat untuk menghasilkan rasa kopi yang unik.
Dalam hal pembuatan bir, Perfect Daily Grind menjelaskan bahwa ada dua metode pembuatan bir yang dapat dilakukan dalam kopi:
Aerobik: Ini terjadi saat oksigen tersedia. Teknik penyeduhannya sederhana, Anda meninggalkan biji kopi yang baru dipanen di dalam tangki atau wadah dan membiarkan mikroorganisme bekerja. Waktu dan suhu dapat dipantau untuk membantu penanam kopi mengontrol dan menganalisisnya.
Anaerobik: Dalam hal ini, buah ceri ditempatkan dalam wadah atau tangki (sebelum atau sesudah dikupas) yang berisi air dan ditutup rapat agar oksigen tidak masuk ke wadah. Ini memungkinkan berbagai mikroorganisme berfungsi.
Lalu apa bedanya? Carlos Guiraldaille, koordinator pasca panen O’Coffee Brazil, mengatakan proses fermentasi anaerobik lebih konsisten dan lebih mudah untuk dipantau. Sedangkan fermentasi aerob lebih beragam dan lebih sulit diamati.
Bagaimana dengan kopi?
Fermentasi yang dilakukan pada kopi terutama pada proses fermentasi anaerob bertujuan untuk mendapatkan rasa kopi yang asam, seperti wine, dan rasa manis yang tahan lama seperti kayu manis dan kayu manis, serta meninggalkan kesan pekat pada tekstur tubuh. Rasakan perbedaan rasanya!
Bagaimana Sobat mendengar tentang inovasinya dalam mengolah biji kopi setelah panen? Apakah Anda pernah mencicipi kopi dalam proses pasca panen?
Untuk mendapatkan hasil yang lebih gurih dan aroma yang lebih wangi, Sobat bisa menggunakan mesin roasting kopi yang tersedia di toko mesin kopi untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
Karna selain rasanya yang enak dan kuat, Aroma kopi juga berpengaruh pada selera yang membangkitkan nafsu untuk meminum kopi.
iyah begitu sobat tlisan kali ini tentang fermentasi kopi. semoga bermanfaat untuk sobat sekalian.